Resensi Buku Sang Pemimpi – buku sang pemimpi adalah buku kedua setelah laskar Pelangi
yang merupakan tetralogi karya Andea Hirata. Kumpulan dari tetralogi tersebut
adalah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov. Novel
karangan Andrea Hirata ini cukup meledak di pasaran saat buku pertamanya Laskar
Pelangi diterbitkan. Buku yang bercerita tentang kehidupan di daerah Belitong
tentang bagaimana susah payahnya anak-anak disana untuk mendapatkan pendidikan
dan semangat mereka tak pernah putus. Namun, hari ini yang akan mimin ulas
adalah buku keduanya, sesuai dengan
judul tulisan ini, Resensi Buku Sang Pemimpi, sebuah buku yang tak kalah keren dibandingkan buku pertamanya.
Data Buku Sang Pemimpi :
Pengarang : Andrea Hirata
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Yogyakarta : Bentang Pustaka
Genre : Roman
Tahun Terbit : Juli 2006
Jumlah Halaman : x, 292 halaman
ISBN : ISBN 979-3062-92-4
Sinopsis Buku Sang Pemimpi :
Buku kedua Andrea Hirata ini bercerita tentang masa SMA tiga orang pemuda, yaitu Ikal, Arai dan
Jimbron. Mereka bertiga adalah remaja yang berasal dari Belitong dan
melanjutkan sekolah di Manggar, SMA Negeri pertama di Manggar. Untuk mencukupi
kebutuhan sekolahnya Arai, Ikal dan Jimbron bekerja paruh waktu sebagai kuli di
pasar ikan. Arai adalah yang paling cerdas di antara mereka bertiga, selalu
mengutip kata-kata inspiratif dari berbagai sumber “tak semua yang dihitung
bisa diperhitungkan dan tak semua yang diperhitungkan bisa di hitung”,
sedangkan Ikal yang sangat mengidolakan H. Roma Irama akan mengutip kalimat
dari lirik lagu raja dagdut tersebut “Darah muda adalah darahnya para Remaja”
sedangkan Jibron yang sangat menyukai kuda akan mengeluarkan kalimat yang tidak
jauh-jauh dari bahasan tentang kuda.
Kehidupan SMA adalahperjalanan mencari jati diri. Arai, saat
itu jatuh cinta pada teman sekelasnya, Zakia Nurmala, sedangkan Ikal jatuh
cinta pada putir seorang Cina, A Ling, dan Jimbron jatuh cinta pada Kuda. Arai
yang paling giat mendekati cintanya, dia bahakan belajar bernyanyi dan bermain
gitar hanya untuk menggoda Zakiah Nurmalanya.
Ahirnya mereka tamat SMA, Ikal yang terpengaruh dengan
mimpinya Arai untuk menuju ke Paris dan mengelilingi dunia, tidak mau hanya
putus sampai di SMA, maka dia dan Arai menggunakan uang tabungan mereka selama
ini untuk berangkat ke Jakarta. Ikal diterima di UI jurusan Ekonomi. Dia
menjalani masa kuliah yang cukup sulit yaitu kuliah sambil kerja, namun ahirnya
dia bisa lulus tepat pada waktunya. Namun mimpi mereka tak hanya sampai disitu.
Paris yang menjadi impian mereka belum tercapai, maka Arai dan Ikal berusaha
mendapatkan beasiswa agar bisa melanjutkan kuliah di Paris.
Arai tiba-tiba menghilang, Ikal yang kini sendiri, kerja
serabutan untuk bertahan hidup, berahir di kantor pos. mimpinya untuk ke Paris
sudah hilang bersamaan dengan kepergian Arai yang entah kemana. Proposal
beasiswa untuk ke Paris tak di gubrisnya lagi.
Beberapa bulan kemudian, Ikal memutuskan untuk mengajukan
proposal beasiswa tersebut, meski tanpa Arai. Tak di sangka, Ikal kembali
bertemu dengan Arai di kantor Pengajuan beasiswa. Mereka berdua berpelukan dan
berjanji akan bersama-sama ke Paris. Ternyata mimpi untuk ke Paris telah
mempertemukan mereka kembali.
Tokoh-tokoh dan karakter dalam buku Sang Pemimpi :
Ikal : tokoh Utama dalam cerita. Karakternya : pekerja
keras, memiliki semangat untuk mendapatkan pendidikan hingga dia sekolah sambil
bekerja sebagai kuli pengangkat ikan untuk biaya sekolah dan hidup. Meski
sering putus asa dan merasa pesimis, namun dia selalu percaya pada Arai sehingga
semangatkan akan kembali setelah melihat Arai yang tetap semangat dan tak
pernah berhenti bermimpi.
Arai : sosok yang sangat menginspirasi. Sifatnya yang selalu
ceria, berani, semangat dan memiliki mimpi-mimpi yang sangat tinggi membuat
orang lain ingin terbang bersamanya. Arai selalu menjadi sumber semangat bagi
Ikal, dia sangat ahli dalam mengobarkan semangat. Kata-kata isnpiratif Arai
yang sangat mimin sukai adalah “jika orang-orang seperti kita ini tak punya
mimipi, maka kita akan mati” begitulah, Arai selalu mampu membangkitkan kembali
harapan dalam hati Ikal yang tidak jarang padam dan putus asa. Arai memiliki
karakter dewasa, sangat peduli terhadap sesama, lebih mengutamakan perasaan
orang lain dibandingkan dirinya sendiri, senang bila melihat sahabatnya
bahagia.
Pelajaran yang dapat di ambil dari cerita Sang Pemimpi :
- Bahwa semangat dan sifat pantang menyerah dapat
mengalahkan segala ketidak mungkinan selama kita mau berusaha dengan maksimal.
- Kesetiaan, saling percaya dan saling menjaga
adalah kunci dari menjalin hubungan yang sejati bersama sahabat.
- Mimpi adalah sesuatu yang penting. Karna mimpi
merupakan anak tangga pertama menuju kesuksesan. Jangan takut mimpi yang tinggi
seperti kata Arai “bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”
Nah, sekian ulasan mimin mengenai buku Sang Pemimpi yang
dikemaas dalam judul Resensi Buku Sang
Pemimpi ini, semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan teman-teman
pembaca semuanya. Untuk ulasan mengenai buku pertama Laskar Pelangi dan lainnya
akan mimin posting secepatnya. Ahir kata, Good Luck!! MOGA BERMANFAAT...