Sinopsis Kisah Islami “Maryam Binti Imran Penghuni Surga”

Maryam Binti Imran merupakan Ummul Mikminin, Ibunda bagi seluruh umat muslimin, sepatutnya beliau menjadi contoh dan teladan bagi seluruh wanita di dunia. Maryam Binti Imran adalah Ibunda dari Nabi Isa as. Nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw. Maryam Binti Imran adalah penghulu bagi seluruh wanita di jamannya. Maryam Binti Imran adalah wanita yang salehah lagi taat akan perintah Allah SWT - Sinopsis Kisah Islami “Maryam Binti Imran Penghuni Surga” http://sinopsis-resensi.blogspot.com/

Sinopsis Kisah Islami “Maryam Binti Imran Penghuni Surga”Maryam merupakan anak dari pasangan suami istri Imran dan Hanna, kedua orang tua Maryam merupakan orang tua yang terkenal akan kebaikan serta keshalehannya, dari sanalah gen Maryam berasal. Selain mewarisi gen unggul dari kedua orang tuannya, Maryam juga dibesarkan di lingkungan yang sangat kondusif, Maryam dibesarkan dan dididik langsung oleh nabi Zakariya untuk dibentuk menjadi seorang wanita yang luar biasa solehah. Maryam tumbuh menjadi gadis yang solehah, sehingga Allah pun sangatmengghargainya dan mengabadikan namanya dalam kitab suci Alquran pada surah ke 19, surah Maryam, sedangkan Ayahnya yang juga merupakan hamba Allah yang soleh, namanya juga diabadikan dalam Alquran surah ke 3, surah Al-Imran. “Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata : ‘hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa denganmu).” (QS. : Al-Imran:42).

Sinopsis Kisah Islami “Maryam Binti Imran Penghuni Surga”, Bunda Maryam, Bunda Nabi Isa a.s.

Pada Usia 13 Tahun Maryam Mengandung Nabi Isa AS (buku 4 wanita terbaik dunia dan akhirat karangan Ali Awudh Uwaidhoh), kehamilan Maryam tersebut tanpa melalui proses penyatuan antara sperma dan ovum, melainkan atas kuasa Allah SWT, Maryam dianugerahi kehamilan dengan ditiupkan langsung ruh ke dalam rahimnya.

“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya,maka kami tiupkan kedalam rahimnya sebagaian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-kitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat” (QS. At-Tahrim:12).

Diusia yang terbilang masih muda, Maryam telah diuji dengan mengandung seorang anak tanpa suami, bagaimana luar biasa sabar dan tawakalnya Maryam yang bisa menyikapi ujian tersebut dengan sangat dewasa dan tidak menggoyahkan imannya kepada Allah SWT walau secuil. Dengan sabar Maryam menerima kandungannya dan berusaha melakukan yang terbaik.

Tentu saja kehamilan Maryam tersebut banyak mendapatkan ujian. Dia dicemoh, dihina, dan dituduh telah melakukan hal yang keji. Tapi kesabaran serta ketakwaannya kepada Allah selalu menguatkannya, karna Maryam yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-hambanya yang taat, bahwa sebaik-baik pertolongan adalah dari Allah SWT.

Sebelum kehamilannya, Maryam telah didatangi oleh malaikat Jibril dengan wujud manusia yang sempurna ketika dia berada dalam pengasingannya di Baitulmaqdis. Lalu Jibril berkata padanya “sesungguhnya aku adalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugrah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci” dengan keheranan Maryam bertanya kepada Jibril “bagaimana mungkin aku memiliki anak laki-laki, padahal tidak pernah ada laki-laki yang pernah menyentuhku dan aku bukan seorang pezina”. “Demikianlah Tuhanmu berfirman, ‘hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan”. Maka tak lama kemudian mengandunglah Maryam dan mengasingkan diri ke tempat yang jauh. (QS. Maryam: 16-21).

Sinopsis Kisah Islami “Maryam Binti Imran Penghuni Surga”, sinopsis Novel Islami

Pada suatu hari ditengah masa kehamilannya karna ingin melahirkan, Maryam merasakan sakit yang luar biasa sehingga memaksanya untuk bersandar pada sebatang pohon Kurma. Dalam kesendiriannya menahan sakit tersebut Dia meringis dan berkata “betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan”. Tiba-tiba Jibril berseru kepadanya “janganlah kamu merasa sedih wahai Maryam, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Lalu goyangkanlah pohon Kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menjatuhkan buah yang masak untukmu” maka dari situlah Maryam makan dan minum dengan senang hati. (QS. Maryam: 23-26).

Setelah melahirkan, Maryam menggendong anaknya Isa AS menuju kembali pada kaumnya. Namun sesampai disana, mereka malah menghinannya dengan mengatakan bahwa Maryam telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Mendengar hinaan itu, Maryam lalu menunjuk pada bayi yang digendongnya, dan lagi-lagi mereka (kaumnya) berkata “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” dan tak disangka, Nabi Isa a.s. yang ada dalam gendongan Maryam tersebut langsung berbicara dan berkata “sesungguhnya aku hamba Allah, Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang Yng diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan aku (menunaikan) zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada Ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan apada hari aku dibangkitkan kembali” (QS. Maryam: 27-33).

Selama 12 tahun Maryam menetap di Mesir dan berjuang sendirian membesarkan anaknya, tanpa seorang suami disisinya. Kesabaran Maryam dalam membesarkan buah hatinya tersebut sungguh tak ternilai harganya, demi membesarkan anaknya tanpa ada suami yang menafkani, Maryam menjadi buruh tani Gandum untuk mencukupi kebutuhan hidup. Perjalanan hidupnya merupakan pelajaran besar bagi seluruh wanita di dunia, bagaimana seorang Ibu berjuang dari Palestina menuju Mesir, dibawah terik matahari, bekerja menjadi buruh, sambil membesarkan seorang anak laki-laki, tanpa ada suami, dengan penuh kesabaran, tanpa sedikitpun menyesali atau mengutuk takdir, melainkan malah terus meningkatkan keimanannya. “Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang ruku.” (QS. Al-Imran:43). Meski dalam keadaan yang memprihatinkan tersebut, Bunda Maryam tetap mampu membersarkan anak yang setelah besar menjadi anak yang luar biasa, seorang Nabi, yang memiliki sifat Santun dan kasih sayangnya.

Sinopsis Kisah Islami “Maryam Binti Imran Penghuni Surga”, Ibunda dari Nabi Isa a.s

Begitulah keshalehan dari Maryam binti Imran, dengan kesabaran dan ketaatannya kepada Allah yang luar biasa menjadikannya mendapatkan penghormatan Surga disisi AllahSWT. Sekian Sinopsis Kisah Islami “Maryam Binti Imran Penghuni Surga”. Semoga kita wanita-wanita sekarang bisa mengikuti jejak langkah keshalehan beliau. Let’s be women like Maryam.

Subscribe to receive free email updates: